Rabu, 01 Februari 2017

Membersihkan Karang Gigi!



#1 Sharing Pengalaman Scalling gigi

Halo. Ada yang punya masalah dengan karang gigi? Iya, memang menyebalkan jika bermusuhan dengan penyakit gigi yang satu itu. Selain memang nggak bagus untuk gigi, karang gigi juga membuat kita jadi nggak PD. *pengalamanpribadi

FYI, karang gigi atau kalkulus gigi terbuat dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri dari lapisan bening di gigi dan kuman. Di dalam mulut kita terdapat lebih dari 350 jenis kuman yang dapat menyebabkan karies.  Jika di gigi atau sela-sela gigi terdapat banyak makanan yang tidak dibersihkan maka kuman akan mencerna makanan tersebut, lama-kelamaan akan menyebabkan karang gigi.*

Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut), serta dapt menyebabkan gigi berlubang. *Wikipedia

Ngeri nggak, sih?

Padahal aku juga udah rajin gosok gigi. Atau mungkin cara menggosoknya yang salah? Ah, tau, deh. Kayaknya sih udah bener.

Jadi, begitu kakakku menemukan karang gigi yang dengan nyamannya bersarang di gigiku, beliau langsung menyarankan untuk scalling. Scalling sendiri adalah tindakan untuk membersihkan karang gigi menggunakan alat-alat yang disebut scaller yang dilakukan oleh dokter.

Sebenarnya, udah lama aku pengen membersihkan karang di gigiku. Tapi, nggak  jadi gara-gara mendengar pengalaman kakak iparku dan juga orang-orang yang pernah melakukan scalling. Kata mereka, rasanya ngilu. Apalagi kalau karang giginya udah membandel kayak punyaku, bisa sampai keluar darah. Untuk ukuran cewek penakut kayak aku, itu udah cukup untuk menjadi alasanku mundur. Nggak usah scalling-scalling-an segala.

Itu sebelum aku tau karang gigi dapat menyebabkan gigi tanggal.

Jadi, menurut kakakku jika karang gigi nggak dibersihkan, sebelum umur empat puluh gigiku udah pada abis. Belum lagi masalah-masalah lain yang udah kusebutkan di atas.

Pilih mana, scalling atau gigi habis?

Ya, deh. Akhirnya aku setuju untuk ke RS buat perang melawan karang gigi.
Setelah mengulur-ulur waktu sampai nggak bisa diulur lagi, pada hari kamis 16 Juni 2016 aku bareng kakakku ke Rumah Sakit di daerah Gunungkidul. Kalian tahulah aku mau ngapain. Btw, ini adalah pertama kalinya aku mau masuk rumah sakit dengan terpaksa suka rela tanpa perlu diikat terus digiring. Emangnya kambing?

Kebetulan, kakakku juga kerja di RS itu jadi aku nggak perlu ngantri lama-lama, deh! Muehehehe.

Singkat cerita, tiba-tiba aja aku udah berbaring di kursi pesakitan. Nggak sampai deg-deg-an parah, sih. Cuma gemetaran aja.

Dokter udah siap-siap dengan peralatannya. Beliau tanya, “Udah pernah scalling sebelumnya atau baru pertama kali?”

“Pertama kali, Dok.” Glek.

Dalam hati aku juga mikir, “Sesakit apa sih, kira-kira?”

Dan begitu alatnya dinyalakan, bunyinya udah bikin mental down duluan. ”Mampus!”

“Rileks aja, ya. Nggak usah tegang. Bernapas seperti biasa lewat hidung.” Kata dokter.
Ya iyalah lewat hidung, anak SD juga tau, Dok!

“Coba buka mulutnya.” Perintah Dokter.

Aku nurut dan langsung merem.

Nggak, kok. Bukan pingsan. Kalau pingsan kayaknya dokter bakal kerepotan mengoperasi mulutku.

“Pasti sering ngunyah pakai yang sebelah kiri.” Komentar dokter dan kujawab ‘he-eh’. “Gigi yang jarang untuk mengunyah karangnya lebih tebal.”

Dan akhirnya alat dokter itu menyentuh gigiku.

Awalnya, nggak terlalu sakit. Sampai aku jadi sombong, “Oh, Cuma segini doang, nih?”
Tapi begitu si Dokter membersihkan karang yang nempel ke gusi... Gila! Rasanya kayak gusiku dikorek-korek dengan paksa sampai aku yakin, dahiku udah berkerut-kerut nahan sakit. Jadi, selain penakut aku juga nggak tahan dengan rasa sakit. Sakit fisik aja udah belingsatan, apalagi sakit hati. *eh?

Sempat tegang sih, kalau pas dokter ngorek-ngorek sampai dekat gusi. Sakit! Atau mungkin ini yang dinamakan cinta? Eh, ngilu? Kemudian aku praktikkan nasihat dokter tadi. Rileks, bernapas lewat mulut. Well, memang nggak mengurangi rasa sakitnya sama sekali.

Enggak tahu udah berapa lama aku buka mulut dan si dokter mengubek-ubek *cari aja di google arti mengubek-ubek* gigi dan gusiku, soalnya aku juga nggak sempat pasang stopwatch. Dokter lalu menyuruh berkumur.
 Nggak ada darahnya. Puji Tuhan!

Kirain udah selesai. Ternyata belom. Masih ada sesi kedua. –“

Kali ini dokter malah bilang, “Yang ini agak sakit ya, Mbak. Mungkin nanti ada darahnya, soalnya karangnya udah sampai ke dalam gusi.”

What? Double mampus!

Tapi aku bisa apa? Demi gigi yang bersih, rela, deh!

Ternyata emang bagian ini yang paling sakit, aku sampai mundur-mundurin kepala ke belakang. Aku merasa lebih baik ditelan bumi saat itu juga!

Si dokter sama si mbak perawat yang ngebantu ngobrol sesuatu tentang gigiku, aku nggak peduli. Selain nggak dengar terlalu jelas akibat suara mesin scalling yang masih saja berisik, aku juga terlalu berkonsentrasi sama mulutku. “Ya Tuhan, ini kapan selesainyaa??”

Akhirnya aku disuruh kumur untuk kedua kalinya. Dan kali ini ini aku tahu gusiku berdarah. Huaa! Sampai habis air yang disediakan aku buat kumur.

Tugas dokter selesai. Sekarang gantian mbak perawat yang memberikan obat—nggak tau apa itu, nggak nanya—ke gusiku. Rasanya sepet-sepet kecut gitu. Terus disuruh kumur lagi.

Akhirnya....

Ini yang membuat aku masih agak-agak nggak percaya waktu kakakku tanya ke dokter gimana dengan gigiku.

Aku nggak tahu gimana persisnya, intinya gigi taring susu punyaku masih ada!
Lah, ternyata belum copot toh semasa SD dulu? Jadi, aku punya empat gigi taring sekarang? Dan itulah yang menyebabkan gigi depan atasku nggak rapi selama ini. hmmm...

Kata dokter juga, karena letak gigi taring dewasanya berada di tempat yang sulit dibersihkan, bisa memacu karies gigi kalau pembersihannya nggak bersih. (?)

Jadi, harus dicabut?

Bagusnya ya dicabut. Tapi kata kakakku nanti dikonsultasikan dengan dokter lagi.
Bagus, deh. Nggak harus cabut saat itu juga. Masih trauma dengan scalling soalnya.

Tapi cepat atau lambat, ini gigi pasti juga akan dicabut. Ya tungguin ajalah˜

Setelah scalling, jangan harap langsung hidup enak dengan gigi bersih. Mau makan-minum, kalau sedikit panas atau dingin rasanya ngilu. Mau sikat gigi juga ngilu. Huhuhu. Tapi gapapa, cuma untuk beberapa hari aja. Keep spirit!

Kesimpulannya, bagi kalian yang merasa punya masalah dengan karang gigi segeralah konsultasikan ke dokter atau sebelum jadi makin parah. Semakin parah karang gigi yang kalian pelihara, semakin ngilu saat dibersihkan nanti.

Sebagai seorang penakut dan nggak tahan rasa sakit kayak aku aja bisa melewatinya, kalian apalagi.

Dan bagi kalian yang giginya sehat dan aman sentosa, berbahagialah! Rawat gigi kalian baik-baik supaya nggak perlu merasakan scalling. Ah, jadi keingat lagi bunyi mesin scaller.

Terakhir, jangan lupa periksakan gigi kalian ke dokter enam bulan sekali!

Salam! :)

Selasa, 18 Oktober 2016

First Post!

Hello. I'm Ria and this is my first post! *yeay!*
Untuk saat ini cukup perkenalan dulu, karena post selanjutnya masih belum terpikirkan.
Jadi di blog ini aku akan memposting segala sesuatu yang ingin aku posting dan postinganku ini tentu saja tak terjadwal.
Oke, segini aja, sampai berjumpa pada post-an selanjutnya! Yoroshiku onegai shimasu! *membungkuk*